Hari ini aku dischedulekan untuk fingerprint, jadi ga berangkat kerja ke Ras Laffan. Berangkat dari apartment 6.30, sampai CID jam 7.30. Dibawa Qatari masuk ruang VIP, 5 menit selesai. Jam 8 pagi sudah sampai apartment lagi.
Terus mau ngapain ya? Bete juga di kamar terus. Mau nonton TV, bahasa inggris transletenya arabic, sama-sama ga ngerti. Akhirnya aku ngajak Johan pusing-pusing di sekitar apartment.
Rasa penasaranku membawaku ke sebuah barbershop. Ya, rambut udah terasa agak semrawut. Mumpung lagi sepi aku masuk aja dan langsung dipersilahkan duduk di kursi potong rambut oleh tukang cukurnya.
Aku coba ajak dia ngobrol, aku kasih salam dan tanya kabar. Dia cuma tersenyum. Aku tanya dari mana asalnya dan udah berapa lama di Qatar, dia tersenyum lagi. Dia tidak bisa karena sesekali dia menggumam pakai bahasanya sendiri. Sesekali dia menyebut Bangladesh. Kayaknya dia orang Bangladesh dan ga bisa bahasa inggris.
So, aku serahkan sepenuhnya kepalaku ini padanya. Dan cara potongnya cepet banget. Wuzz.. wuzz.. tapi lumayan bagus juga lho. Nie die,....
Yang beda itu, pijetannya itu lho. Madura mah lewat. Bukan cuma kepala, tapi juga pundak, tangan, dan punggung. Lumayan lah,.. untuk menghilangan penat dan lelah.
Nah yang bikin kaget, ternyata aku harus bayar 20 QR. Di Indonesia uang 50 ribu udah bisa dapet cukur plus creambath. But seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya, ga perlu repot-repot mengkonversi ke rupiah. Ntar malah pusing sendiri. Cukuplah 20 QR untuk mendapatkan Bangladesh Hair Style, he..he..
No comments:
Post a Comment