Saturday, October 11, 2008

Akhirnya nyampe juga di Qatar (part 1)

Sohibs,

Akhirnya aku nyampe juga di Qatar. "The dream land for operator", aku menyebutnya. Maklum wong ndeso yang satu ini baru pertama kalinya menginjakkan kakinya di luar negeri.

Oya ceritanya darimana ya? Dari bandara Cengkareng aja deh. Kebetulan aku bertemu dengan 3 orang Indonesia lainnya. 2 org ke Qatalum, 1 org ke Q-Chem. Di International Departure Terminal 2, aku belum bisa masuk, karena passportku dibawa ama pihak agent. Pelajaran yang bisa dipetik, jangan kasih original passport anda ke pihak agent kalo buat ngurus2 document. Beri aja copy atau scannya. Selain takut hilang atau "ketlisut", kayaknya agen sengaja menahan passport biar kita ga pergi2, terutama kalo cabut kerja di perusahaan lain pake agen lain.

Aku udah sempet ketar-ketir karena orang dari agen ga datang2 juga. Padahal pesawatku berangkat jam 23.30, dan mesti check in 2 jam sebelumnya. Untungnya aku dapet contactnya sehingga bisa aku telponin terus buat konfirmasi kedatangannya. Dan akhirnya bapaknya dateng jam 21:30.

Kita didampingi saat check-in dan bayar fiskal. Bayangkan kalo tanpa assistant dari agen, urusannya bakal ribet banget. Harus ngisi ini ngisi itu. Belum lagi lobby-lobby politik yang dilakukan dari pihak agen, karena kadang ada oknum bandara yang memanfaatkan situasinya. Bukan rahasia lagi.

Nah, gerbang terakhir di bandara adalah imigrasi. Kalo passport udah distempel aman sudah. Yang dikhawatirkan karena visaku adalah visa kerja. Yang lain juga sama sih, tapi untungnya visanya temen2ku berbahasa arab. Kemungkinan lolos imigrasi lebih besar. Sedang punyaku bahasa inggris. Saran dari agen, kita harus berpencar. Jangan kelihatan satu rombongan. Soalnya kalo kena satu bakal kena semua. Nah, yang jadi tumbal adalah aku. Jadi aku masuk imigrasi terakhir. Dan satu lagi pesan dari agen, siapin "duit receh" kalo-kalo harus minta "dibantuin" sama pihak imigrasi.

Dengan langkah yang mantap walau jantung deg-degan, kita laksanakan strategi. 3 org temenku udah lolos. Aku pandangi lagi passport dan visa (yang aku sengaja lipet-lipet), "Ya Allah, aku niatkan ini sebagai hijroh di jalanmu". Dan akhirnya, THOK, kestempel juga passportku tanpa ada masalah.

Oya, satu orang temenku kena masalah di waiting room, karena membawa 3 botol gedhe (@ 500 ml) cairan pembersih contact lens. Dari pihak bandara hanya memperbolehkan membawa 1 botol saja di kabin, sedangkan 2 lainnya harus masuk bagasi. Repot juga ngurusinnya.

Gimana ceritanya aku di dalam pesawat, ikuti kisah selanjutnya

To be continued,...

No comments: